Kamis, 30 Juni 2016

PENYAKIT TIPES




Tiphus/Tipes





Pengertian
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus)
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.
Diagnosis
Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan pemeriksaan laboratorium seperti :
-Terjadinya penurunan sel darah putih
-Anemia rendah karena pendarahan pada usus
-Trombosit menurun
-Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin
Peningkatan titer Widal
Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi/ paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit. Dikatakan meningkat bila titernya lebih dari 1/400 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer sebelumnya dalam waktu 1 minggu.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui bradikardi (denyut melemah) relatif, pembesaran limfa, tegangnya otot perut, dan kembung. Serta, periksakanlah apakah kandung empedu anda tidak mengalami peradangan menahun karena bakteri Tipes dapat menempati kandung empedu.
Gejala
Gejala yang dialami penderita Tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
– Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.
– Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak di perut, sembelit atau terkadang sulit buang air besar, dan diare.
– Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun.


Pencegahan
Penyakit Tipes dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes , Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes.
Bila anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yang Anda konsumsi tercemar bakterinya. Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu. Atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri Tipes.
Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut.
Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam/24 jam, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita Tipes.
Hindarilah makanan yang tidak bersih. Cucilah tangan sebelum makan. Bagi penderita carrier (tidak menderita penyakit ini, namun dapat menyebarkan bakterinya) tetap mengkonsumsi obat.
Pengobatan
Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan ketika menderita penyakit ini).
Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter) Liman 3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3 x 1 Kaps/hr. (untuk membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus).
Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi kalori dan protein, obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf berikutnya), serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul.
Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.

KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK





1.      PENGERTIAN ANAK
Menurut  UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak  yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

2.      KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA
Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta  dianggap sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua  ) . Anak masih dianggap sebagai  sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak  dididik menjadi pribadi yang mandiri

3.      FILOSOFI  KEPERAWATAN ANAK
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak  harus berpusat pada keluarga ( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care )
Family center care  ( perawatan berfokus  pada keluarga ) merupakan  unsur penting dalam perawatan anak karena  anak merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari  atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera      ( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik

4.      PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak adalah :
a.       Anak bukan miniatur orang dewasa
b.      Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
c.       Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
d.      Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep anak
e.       Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek hukum ( legal )
f.       Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi / kematangan
g.      Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan

5.      PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

a.       Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1.      Bayi                             : 0 – 1 th
2.      Toddler                       : 1 – 2,5 th
3.      Pra Sekolah                 : 2,5 – 5 th
4.      Sekolah                       : 5 – 11 th
5.      Remaja                        : 11 – 18 th
 Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak  serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak.

b.      Konsep Sehat Sakit
      Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad. Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya

c.       Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya 

d.      Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit.
Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

6.      PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK
a.       Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.

b.      Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi  yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum  pasien melakukan operasi.

c.        Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator )
d.      Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu,  keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e.       Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi

f.       Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan.  Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.

7.      LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
Menurut, Gartinah, dkk ( 1999), Lingkup praktek keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan  yang diberikan pada klien anak usia 28 hari sampai usia 18 th atau BBL ( Bayi Baru Lahir )  sampai usia 12 th. Sedangkan Sularso ( 1993 ) memberikan penjelaskan bahwa asuhan keperawatan anak meliputi   tumbang anak yang mencakup  ASAH ( stimulasi mental ),  ASIH ( Kasih sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik )

PUSTAKA
Nelson. 2000Ilmu Kesehatan Anak EGC. Jakarta[a1] .

Hidayat, Aziz, Alimul. 2005Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika, Jakarta.

Rabu, 29 Juni 2016

PENYAKIT HIPERTENSI

HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipretensi perempuan lebih banyak 6 persen dibanding laki-laki. Sedangkan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Risiko Mengidap Hipertensi
Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi juga akan meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.
§  Berusia di atas 65 tahun.
§  Mengonsumsi banyak garam.
§  Kelebihan berat badan.
§  Memiliki keluarga dengan hipertensi.
§  Kurang makan buah dan sayuran.
§  Jarang berolahraga.
§  Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
§  Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis hipertensi sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan tekanan darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.
Mengukur Tekanan Darah
Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda, sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.
Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik), berada di pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan kekuatan dinding arteri menahan laju aliran darah.
Tekanan darah Anda 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti Anda memiliki tekanan sistolik 130 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah adalah yang berada di bawah 120/80 mmHG.
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah Anda tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.
Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi
Jika tekanan darah Anda tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
§  Mengonsumsi makanan sehat.
§  Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
§  Berhenti merokok.
§  Berolahraga secara teratur.
§  Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
§  Mengurangi konsumsi minuman keras.
Mencegah hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa pengidapnya.

PENYAKIT DEMAM BERDARAH

PENYAKIT DBD
Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang.
DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan bahwa ada seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan orang dalam waktu singkat.

Penderita penyakit DBD di Indonesia
Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita DBD setelah Brazil. Bahkan menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 jumlah kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 1.125 kasus. Data tersebut sekaligus menempatkan Indonesia di Asia Tenggara sebagai negara tertinggi dalam kasus penyakit DBD.
Sedangkan menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah penderita DBD di seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk 376 orang diantaranya meninggal dunia. Jadi, pada dasarnya DBD adalah penyakit yang sangat umum di Indonesia.
Gejala penyakit DBD
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul.


Penyebab utama penyakit DBDPenyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamukAedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat.Diagnosis DBD melalui pemeriksaan darahJika Anda mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepalanyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata.Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virusdengue di dalam tubuh Anda.Seputar pengobatan penyakit DBDTidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu.Komplikasi yang munculMeski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan. Oleh karena itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.Langkah pencegahan penyakit DBDMeski hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa langkah pencegahan penyakit ini bisa Anda lakukan, diantaranya:§  Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan penyemprotan pembasmi nyamuk.§  Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.§  Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda.§  Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.§  Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
§  Memakai anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di bawah dua tahun.
§  Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.


Selasa, 28 Juni 2016

PENYAKIT TUBERKULOSIS

PENYAKIT TUBERKULOSIS(TBC)

Gejala TBC, Penyebab dan Cara Pengobatan Penyakit TBC

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Gejala TBC
Penyakit TBC Menular Lewat Udara
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.

Gejala Penyakit TBC


Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan lemah.

Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang perlu Anda ketahui.

Gejala utama

Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.

Gejala tambahan yang sering dijumpai

  • Dahak bercampur darah/batuk darah
  • Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
  • Demam/meriang lebih dari sebulan
  • Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
  • Badan lemah dan lesu
  • Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama.

Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim medis melakukan diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis (foto rontgen).

Penyebab Infeksi TBC


Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.

Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.

Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivasi).

Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.

Pengobatan Penyakit TBC


Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.

Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.

Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.

Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.

Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.

Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:

  • Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
  • Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
  • Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
  • Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

Semoga informasi mengenai gejala penyakit TBC, faktor penyebab dan cara pencegahan di atas bermanfaat buat anda yang membutuhkan informasi tersebut.

Senin, 27 Juni 2016

ARTIKEL KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
A.    Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).


B.     Tipe atau jenis keluarga
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.
1)      Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a)      Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b)      Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c)      Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d)     Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e)      Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f)       Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.
2)      Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
a)      Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam satu rumah.
b)      Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c)      Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

C.    Struktur keluarga
Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :
1)      Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2)      Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3)      Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4)      Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.

D.    Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1)      Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2)      Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3)      Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

E.     Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1)      Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2)      Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3)      Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4)      Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5)      Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1)      Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
2)      Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
3)      Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4)      Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5)      Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6)      Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.
7)      Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8)      Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
9)      Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.



F.     Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1)      Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
2)      Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
3)      Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
4)      Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
5)      Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sam
pai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
6)      Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
7)      Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
8)      Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.